Membeli atau Membangun Rumah? Mana yang Lebih Baik?
Beberapa pertimbangan sebelum kamu ingin memiliki rumah sendiri
EDUKASI
febitafajar
4/7/20254 min read


Perbandingan Biaya: Membangun vs. Membeli Rumah
Banyak orang yang tengah merencanakan memiliki rumah pasti pernah dihadapkan pada pertanyaan ini: lebih baik membangun rumah dari nol atau membeli rumah jadi? Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan tentu saja, faktor biaya menjadi salah satu pertimbangan paling besar dalam menentukan pilihan tersebut.
Artikel ini akan membahas secara mendalam aspek-aspek penting dalam membandingkan biaya dan faktor lainnya antara membangun dan membeli rumah. Selain itu, artikel ini juga akan mengacu pada beberapa jurnal dan penelitian valid untuk memberikan gambaran yang lebih akurat, sekaligus membantu calon pemilik rumah membuat keputusan yang lebih rasional dan tepat.
Membangun Rumah: Biaya, Waktu, dan Kontrol Penuh
Membangun rumah dari awal memberikan kontrol penuh terhadap desain, spesifikasi material, dan tata letak ruangan. Kamu bisa menyesuaikan segalanya dengan kebutuhan dan gaya hidupmu. Misalnya, jika kamu butuh ruang kerja di rumah atau ingin taman kecil di belakang, kamu bisa langsung memasukkannya dalam desain awal.
Namun, membangun rumah juga membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Proses ini mencakup pembelian lahan, penyusunan desain bersama arsitek, pengurusan izin, hingga proses pembangunan fisik itu sendiri yang bisa memakan waktu berbulan-bulan. Belum lagi jika terjadi hambatan di tengah jalan seperti cuaca buruk, kelangkaan material, atau perubahan harga pasar.
Dari sisi biaya, membangun rumah umumnya lebih fleksibel. Kamu bisa menyesuaikan anggaran dengan memilih jenis material dan spesifikasi teknis yang sesuai. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Jurnal Gradasi Teknik Sipil Poliban, rumah tipe 36 dengan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) bisa dibangun dengan biaya sekitar Rp119 juta, sedikit lebih murah dibandingkan dengan rumah konvensional yang menghabiskan sekitar Rp122 juta. Ini membuktikan bahwa metode konstruksi yang inovatif bisa memangkas biaya tanpa mengorbankan kualitas.
Namun, potensi pembengkakan biaya tetap ada. Banyak orang mengalami overbudget karena salah estimasi, perubahan desain di tengah jalan, atau fluktuasi harga material dan upah tenaga kerja. Menurut Jurnal Ilmiah Telsinas Elektro, Sipil dan Teknik Informasi, metode perhitungan dari kontraktor lokal justru bisa lebih efisien dibanding standar nasional seperti SNI atau AHSP karena mempertimbangkan kondisi lapangan secara langsung.
Membeli Rumah: Cepat, Praktis, tapi Kurang Fleksibel
Di sisi lain, membeli rumah yang sudah jadi memberikan kemudahan dari segi waktu dan proses. Kamu tinggal pilih lokasi, cek kondisi fisik, urus dokumen, dan langsung pindah. Pilihan ini sangat cocok untuk mereka yang membutuhkan tempat tinggal secepatnya, atau tidak ingin repot mengurus proses pembangunan.
Namun, kemudahan ini biasanya datang dengan keterbatasan fleksibilitas. Kamu mungkin harus berkompromi dengan desain rumah yang tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan. Jika ingin melakukan renovasi, itu berarti biaya tambahan lagi.
Selain itu, harga rumah jadi juga dipengaruhi oleh nilai pasar properti di lokasi tersebut. Semakin strategis lokasi rumah, biasanya semakin tinggi harganya. Rumah di tengah kota bisa jauh lebih mahal dibanding rumah di pinggiran, bahkan dengan ukuran dan spesifikasi yang sama. Harga ini sudah termasuk margin keuntungan developer, pajak, dan biaya tambahan lainnya seperti notaris dan balik nama.
Namun, kamu bisa menghemat waktu dan biaya jika menemukan rumah yang sudah sesuai kebutuhan dan tidak memerlukan banyak renovasi. Menurut pengalaman di lapangan dan dikutip dari beberapa jurnal seperti Jurnal Teknik Unida, jika dihitung secara per meter persegi, rumah jadi bisa saja lebih murah dalam jangka pendek, terutama jika dibeli melalui developer besar yang membangun massal dan mendapat harga material serta tenaga kerja yang lebih murah karena volume besar.
Efisiensi Waktu: Siapa Lebih Unggul?
Salah satu keuntungan paling nyata dari membeli rumah adalah kecepatan. Dalam hitungan minggu atau bulan, kamu sudah bisa menempati rumah. Bandingkan dengan proses membangun rumah yang bisa makan waktu 6–12 bulan atau lebih, tergantung pada kompleksitas bangunan dan ketersediaan sumber daya.
Namun, ada teknologi konstruksi modern yang dapat mempercepat proses pembangunan. Dalam Jurnal Riset Rekayasa Sipil UNS, metode modular yang menggunakan elemen bangunan prefabrikasi bisa menghemat waktu hingga 42% dibanding metode konvensional. Ini berarti, membangun rumah pun bisa dilakukan lebih cepat dengan teknologi yang tepat—walaupun, tentu saja, ada penyesuaian pada anggaran yang perlu diperhitungkan.
Kualitas Bangunan dan Kontrol Material
Salah satu keunggulan utama membangun rumah sendiri adalah kamu bisa mengontrol kualitas material yang digunakan. Kamu bisa memilih material yang tahan lama, ramah lingkungan, atau memiliki estetika tertentu. Sebaliknya, ketika membeli rumah jadi, kamu tidak tahu secara pasti kualitas struktur di dalamnya kecuali dilakukan inspeksi menyeluruh oleh ahli.
Menurut Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Brawijaya, pemilihan material seperti MPanel bisa meningkatkan kualitas dan efisiensi termal rumah, meskipun harganya sedikit lebih tinggi dibanding rumah pracetak biasa. Artinya, kontrol kualitas dan pemilihan material bisa sangat menentukan kenyamanan dan daya tahan bangunan dalam jangka panjang.
Lokasi dan Nilai Investasi
Baik membangun maupun membeli rumah, lokasi tetap menjadi faktor yang sangat menentukan. Rumah yang berada di lokasi strategis akan lebih mudah dijual kembali atau disewakan, dan memiliki potensi kenaikan nilai lebih besar. Namun, lahan kosong di area strategis biasanya sudah sangat langka dan mahal.
Jika kamu membangun rumah di pinggiran kota atau kawasan berkembang, kamu mungkin mendapatkan harga tanah yang lebih murah namun harus menunggu beberapa tahun hingga kawasan tersebut berkembang. Sedangkan membeli rumah di kawasan yang sudah matang memberikan kenyamanan akses, infrastruktur, dan fasilitas publik yang lebih baik.
Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada jawaban mutlak. Membangun rumah cocok bagi mereka yang punya waktu, kesabaran, dan ingin rumah yang benar-benar sesuai keinginan. Sementara membeli rumah lebih ideal bagi mereka yang ingin kepraktisan dan memiliki batas waktu yang ketat untuk segera menempati hunian.
Yang terpenting, sesuaikan keputusanmu dengan kondisi finansial, kebutuhan keluarga, dan tujuan jangka panjang. Gunakan bantuan profesional seperti arsitek, notaris, atau konsultan properti untuk memastikan proses berjalan lancar.
Membangun atau membeli rumah masing-masing punya tantangan dan peluang. Artikel ini telah membahas perbandingan biaya, waktu, kualitas, hingga potensi investasi dari kedua pilihan tersebut, dengan mengacu pada data dan jurnal yang relevan. Apa pun pilihanmu, pastikan kamu merencanakan dengan matang dan mempertimbangkan seluruh aspek sebelum mengambil keputusan.
Referensi:
Jurnal Gradasi Teknik Sipil Poliban: https://ejurnal.poliban.ac.id/index.php/Teknik_Sipil/article/view/783
Jurnal Ilmiah Teknik Unida: https://ejournal.unida-aceh.ac.id/index.php/jitu/article/view/577
Jurnal Ilmiah Telsinas: https://journal.undiknas.ac.id/index.php/teknik/article/view/4627
Jurnal Riset Rekayasa Sipil UNS: https://jurnal.uns.ac.id/jrrs/article/view/95314
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil UB: https://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/240
Jika membutuhkan konsultasi lanjutan dan jasa pembangunan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan para ahli agar setiap langkah kamu berjalan lancar! Silahkan menghubungi mahandaru.id sebagai salah satu penyedia jasa arsitek dan kontraktor di Jogja ini.
Subscribe untuk artikel lainnya! Jangan lupa share artikel ini!





Subscribe untuk berlangganan!
Dapatkan tips atau info lainnya!